A.
Pengertian
Kurikulum, Guru, dan Pengajaran
·
Kurikulum
memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang
harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh
sejumlah pengetahuan.
Kurikulum sebagai rencana pembelajaran.
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk pembelajaran
siswa. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar,
sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan
tujuan pendidikan dan pembelajaran.
·
Guru adalah pendidik professional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, penndidikan dasar, dan Pendidikan menengah.
·
Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang
tersusun dari beberapa unsur yaitu manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,
dan prosedur yang satu dengan lainnya saling mempengaruhi dalam pencapaian
tujuan pembelajaran.
B.
Hubungan
Kurikulum, Guru, dan Pengajaran
Dalam setiap program pendidikan pasti
mempunyai kurikulum, yang mana kurikulum tersebut biasanya tertuang dalam
Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP), yang berguna sebagai pedoman guru
dalam melaksanakan kurikulum dalam suatu sekolah. Jadi guru dalam pelaksanaan
kurikulum ini sangat berperan dalam mentrasformasikan nilai-nilai yang
terkandung dalam buku kurikulum sesuai dengan petunjuknya kepada siswa dengan
proses belajar mengajar.
Maka dari itu, berhasil tidaknya kurikulum
banyak tergantung atas peranan guru yang dapat dilakukan dalam pengembangan
kurikulum, antara lain:
1. Guru
sebagai perencana pengajaran, ia harus membuat perencanaan pengajaran dan
persiapan sebelum melakukan kegiatan mengajar.
2. Guru
sebagai pengelola pengajaran harus dapat menciptakan situasi belajar yang
memungkinkan tercapainya tujuan pengajaran yang telah ditentukan.
3. Guru
sebagai evaluator, artinya ia melakukan pengukuran untuk mengetahui apakah anak
telah mencapai hasil belajar seperti yang diharapkan. (Burhan Nurgiyantoro,
1988 : 57)
Dalam melaksanakan peranan-peranan di atas,
guru dituntut untuk mampu mengembangkan sikap profesional guru, dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab pendidikan. Guru profesional, dalam
hubungan ini, adalah guru yang memiliki keahlian sebagai guru, artinya guru itu
harus mempunyai kompetensi atau kemauan dasar sebagai syarat untuk memangku
profesi tersebut.
Kompetensi guru, seperti dikemukakan oleh
Glasser, ada empat hal, yakni:
a.
Menguasai bahan pelajaran
b.
Kemampuan mendiagnosis kelakuan siswa
c.
Kemampuan melaksanakan proses pengajaran
d.
Kemampuan mengukur hasil belajar siswa (Nurhaida Amir
dan Rudito, 1981: 1)
Jadi, guru dalam mengemban tugas sebagai
seorang pengajar, minimal harus mampu:
Pertama, menguasai silabus atau GBPP serta
petunjuk pelaksanaannya. Dimaksudkan dengan hal ini ialah seorang guru harus
mampu memahami aspek-aspek berikut ini:
a. Tujuan
yang ingin/hendak dicapai
b. Isi/materi
bahan pelajaran dari setiap pokok bahasan/topik
c. Alokasi
waktu untuk setiap topik perkuliahan/bahan pelajaran
d. Alat
dan sumber belajar yang akan digunakan
Kedua, terampil menyusun program
pengajaran/perkuliahan. Dalam hal ini dimaksudkan pengajar harus trampil dalam
mengemas dan menyusun serta merumuskan bahan pelajaran. Mulai dari merumuskan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai sampai pada teknik evaluasi yang akan
digunakan untuk menilai hasil belajar siswa.
Ketiga, terampil melaksanakan proses belajar
mengajar. Artinya terampil dalam mengimplementasikan kurikulum, yaitu
mengaktualisasikan standar pendidikan dalam proses belajar mengajar di kelas
kepada peserta didik. Termasuk dalam kawasan ini terampil dalam menerapkan
berbagai metode, strategi, pendekatan, kiat, seni mengajar, memilih dan
menetapkan sumber belajar yang tepat, menggunakan media pengajaran dan
sebagainya.
Keempat, terampil dalam menilai hasil
belajar siswa, yaitu mengevaluasi sejauh mana apa yang telah disampaikan kepada
peserta didik di dalam proses belajar mengajar yang disebutkan terdahulu telah
dapat dikuasai oleh siswa/peserta didik. Atau dengan kata lain trampil menilai
sejauh mana materi/bahan pelajaran yang telah diberikan sudah menjadi milik
siswa.
Kurikulum, guru, dan pengajaran saling berhubungan satu sama
lain. Kurikulum tentunya
merupakan awal atau rancangan
bagaimana pendidikan nantinya akan dijalankan. Kesesuaian kurikulum dalam
instansi pendidikan akan mempermudah seorang guru dalam menentukan model
dan metode mengajarnya serta
mempermudah dalam menyiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran nantinya.
Dengan adanya kesesuaian kurikulum, model dan metode mengajar yang disesuaikan oleh guru diharapkan kualitas pendidikan juga
akan meningkat. Hal ini mungkin terjadi karena sejak dari awal telah ditetapkan
bagaimana rancangan pendidikan nantinya dijalankan dengan perencanaan kurikulum
yang baik dan relevan.
Melaksanakan kurikulum merupakan kegiatan
inti dari proses perencanaan. Melaksanakan kurikulum yang dimaksudkan dalam
studi ini guru mampu mengimplementasikannya dalam proses belajar mengajar
(Depdikbud dalam Rusman, 69). Di
Indonesia, kurikulum disusun dan berlaku secara Nasional untuk semua sekolah
pada jenjang yang sama. Ini dimaksudkan untuk mewujudkan cita-cita Nasional
Bangsa Indonesia. Setiap kurikulum selalu berisikan sesuatu yang dicita-citakan
dalam bidang pendidikan artinya hasil belajar yang diinginkan agar dimiliki
oleh anak didik. Untuk mewujudkan cita-cita yang terdapat dalam
kurikulum, para gurulah yang memegang peranan sentral dalam pelaksanaan
kurikulum tersebut.
Selain itu, kurikulum dan pembelajaran memiliki hubungan yang sangat erat karena
kurikulum itu sendiri merupakan mata pelajaran yang harus ditempuh dan
dipelajari siswa untuk memperoleh pengetahuan. Dalam melaksanakan hal tersebut
tentu tidak lepas dari unsur-unsur seperti manusiawi (guru), material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur-prosedur yang semua itu
disebut dengan pembelajaran. Maka kurikulum, guru, dan pembelajaran tidak dapat berdiri
sendiri karena saling berhubungan erat dan berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan pembelajaran. Jadi, kurikulum, guru, dan pembelajaran memiliki
peranan yang penting dalam pendidikan.
·
Sumber:
Mihwanuddin. 2011. Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum,
(Online), (http://mihwanuddin.wordpress.com/2011/01/17/peran-guru-dalam-pengembangan-kurikulum/),
diakses 14 Februari 2013.
Nova, Silviani
N. 2010. Hubungan antara Kurikulum dan
Pembelajaran, (Online), (http://edukasi.kompasiana.com/2010/09/28/hubungan-antara-kurikulum-dan-pembelajaran-271890.html), diakses 14
Februari 2013.
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali
Pers.
Setiawan. Tanpa
Tahun. Jelaskan hubungan kurikulum dengan guru dan kualitas pendidikan?,
(Online), (http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20121103050418AATAWTL), diakse 14
Februari 2013.
Nama : Abdul Hamid
BalasHapusNIM : A1B110201
Saya pernah mendengar bahwa akan ada perubahan mengenai kurikulum lalu menjadi kurukulum 2013. Jadi, yang saya ingin tanyakan kepada kelompok 6 membahas mengenai Kurikulum, Guru, dan Pengajarannya. Mengapa perubahan itu bisa terjadi, apakah dari proses kurikulum yang lalu tidak dilakukan dengan baik sehingga kurukulum menjadi berubah?
Jawab secara sederhana saja sobatku kelompok 6
KUSNIATI ANDRIANI
HapusNIM A1B110215
Menanggapi pertanyaan Abdul Hamid saya sependapat dengan kelompok kurikulum mengalami perubahan bertujuan untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia dengan adanya perubahan kurikulum berarti ada pembaharuan kemajuan untuk pendidikan. Mengenai kurikulum sebelumnya sudah bagus tetapi karena tuntutan zaman dunia pendidikan semangkin berkembang Indonesia dituntut untuk perubahan yang lebih baik sesuai dengan perkembangan zaman. trmks
Terima Kasih atas pertanyaan saudara Hamid....
BalasHapusMenjawab pertanyaan dari saudara Hamid, berdasarkan informasi yang saya dapat, mengapa perubahan itu bisa terjadi, bukan tanpa alasan, menurut saya karena adanya keinginan untuk memperbaiki, mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. Berdasarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan bahwa kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan zaman. Karena zaman berubah, maka kurikulum harus lebih berbasis pada penguatan penalaran, bukan lagi hafalan semata. Bukan berarti yang lama itu salah semua. Yang lama itu benar pada zamannya. Zaman ke depan itu berubah yang dibutuhkan adalah kreativitas dan ada unsur produktif, kreatif, inovatif,dan efektif, sekarang saja sudah ada banyak keluhan anak-anak kita tidak kreatif dan hanya mengejar hafalan, kalau tidak kita lakukan perubahan sekarang, nanti kita akan memproduksi generasi yang usang, yang tidak cocok dengan zamannya nanti. Akibatnya, nanti jadi beban.
Nama: Hernawati
HapusNim: A1B110245
Di sini saya akan menanggapi dari pertanyaan saudara Hamid mengenai perubahan kurikulum tersebut, dari tanggapan saudara Rizka saya sependapat dengannya bahwa terjadinya proses perubahan kurikulum dari waktu ke waktu merupakan perubahan keinginan dari pihak tertentu untuk terus memperbaiki, mengembangkan, dan meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional di Indonesia. Di sini perlu saya tegaskan bahwa perubahan tersebut bukan karena dilihat dari tidak baiknya kurikulum sebelumnya atau kurikulum yang lalu tetapi kurikulum tersebut dapat berubah dan selalu berproses ke arah yang baik, tentunya menuju perubahan yang lebih baik dan inovatif sesuai dengan perkembangan zaman dan sesuai dengan kebutuhan bangsanya guna mencapai hasil yang maksimal. Jadi, kurikulum sifatnya dinamis yakni kurikulum tersebut dapat berubah sesuai dengan tuntuan zaman.
Perubahan kurikulum ini didasari pada perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang tak lepas dari perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Perubahan secara terus menerus ini menuntut adanya perbaikan nasional, termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri sesuai dengan perubahan dan tuntutan zaman.
Abdul Gani
BalasHapusA1B108256
Saya ingin bertanya dengan kelompok, bagaimana seorang guru yang profesional menaggapi tentang terjadinya perubahan kurikulum, kemudian bagaimana jika perubahan kurikulum itu menuntut guru untuk menggunakan sarana dan prasarana yang baru untuk proses pembelajaran di sekolah, tetapi sekolah tersebut belum dapat menyediakan sarana dan prasarana yang dituntut oleh kurikulum. Jadi bagaimana pendapat kelompok untuk menyikapinya? Trims.
Nama : Ahmad Jamaludin
HapusNim : A1B110204
Baik disini saya akan menanggapi pertanyaan dari saudara Abdul Gani tentang bagaimana seorang guru yang profesional menaggapi terjadinya perubahan kurikulum, menurut saya pribadi itu tidak jadi masalah kalau memang sudah peraturan dari pusat, apalagi guru yang anda maksud ini adalah guru yang profesional tentu dia akan menjalankan proses belajar mengajar dengan lebih baik lagi tentu dengan pengelolaan kelas serta metode-metode yang guru gunakan. Dan bisa juga malah mempermudah seorang guru karena menurut Dr. Ir. H. Musliar Kasim, M.S mengatakan kurikulum baru itu para guru tak perlu lagi membuat silabus dan telah disiapkan oleh pemerintah pusat melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan .
Kemudian pertanyaan selanjutnya jika perubahan kurikulum itu menuntut guru untuk menggunakan sarana dan prasarana yang baru untuk proses pembelajaran di sekolah, tetapi sekolah tersebut belum dapat menyediakan sarana dan prasarana yang dituntut oleh kurikulum, bagaimana menyikapinya? Ya menyikapinya dengan cara lain, bisa saja kita membeli sarana dan prasana dengan uang kita pribadi dengan tujuan agar peserta didik lebih jelas dengan materi yang kita sampaikan. Karena memang dari pihak sekolah belum menyidiakan, sedangkan kita saja dituntut untuk menggunakan sarana dan prasarana yang baru, dengan demikian seharusnya pihak sekolah harus lekas bertindak untuk menyediakan sarana dan prasana yang baru.
terima kasih...jika ada yang tidak sependapat silakan beri pendapat anda...
Kelompok 6:
HapusYa, terima kasih untuk saudara Abdul Gani yang bertanya dan saudara Ahmad Jamaluddin yang telah memberikan tanggapannya.
Menurut kelompok kami, sebagai seorang guru profesional, cara untuk menyikapi adanya kurikulum yang baru ini adalah dengan cara menerima dan mempelajari kurikulum tersebut karena kurikulum merupakan hal mendasar yang harus diketahui dan dipahami setiap guru dalam proses kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Pada intinya, kurikulum apapun yang digunakan di negeri ini pasti bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa dan perubahan kurikulum ini harus bisa kita terima secara positif karena perubahan ini dilakukan pasti menurut kebutuhan pendidikan yang berkembang saat ini.
Mengenai sarana dan prasarana yang belum dapat disediakan oleh sekolah berkaitan dengan kurikulum yang baru, tentu hal tersebut bisa mengganggu kegiatan belajar mengajar. Namun, perlu kita ingat bahwa kemampuan setiap sekolah dalam menyediakan sarana dan prasarana itu berbeda-beda, terutama jika dibandingkan antara sekolah yang berada di perkotaan dan sekolah yang berada di pedesaan. Nah, di sinilah kemampuan dan kreativitas seorang guru diuji. Misalnya, jika dibutuhkan LCD untuk menampilkan sebuah gambar, maka LCD bisa diganti dengan teks bergambar, banyak media yang bisa digunakan di sekitar kita. Seorang guru yang profesional tidak harus terpaku pada satu hal, kegiatan proses belajar mengajar harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi tempatnya mengajar.
Dalam menanggapi perubahan kurikulum tersebut seorang guru yang profesional bersikap terbuka terhadap suatu perubahan yang akan diimplementasikan di sekolah. bagi seorang guru yang profesional perubahan kurikulum tersebut bukan menjadi persoalan karena perubahan kurikulum tersebut didasarkan pada situasi dan kondisi zaman. perubahan itu sesuatu yang harus dihadapi jika kita ingin maju dan terus berkembang sesuai zaman.
HapusPersoalan sarana dan prasarana baru yang belum dapat disediakan oleh sekolah setelah perubahan kurikulum memang menjadi persoalan beberapa sekolah yang belum mampu memenuhi kebutuhan tersebut, dalam hal ini diperlukan peran guru serta pihak sekolah untuk mengatasi keterbatasan sarana dan prasana tersebut. Kreativitas seorang guru sebagai tenaga pengajar sangat diperlukan misalnya membuat caption atau teks bergambar sebagai pengganti LCD seperti yang telah dijelaskan kelompok kami di atas.
Menanggapi pernyataan Saudara Jamal mengenai sarana dan prasarana yang kita beli dengan uang kita pribadi. Menurut saya itu suatu hal yang baik mengingat tujuan kita agar peserta didik lebih jelas dalam menerima materi yang kita sampaikan. Namun, kita juga perlu mempertimbangkan sarana dan prasarana yang seperti apa yang dibutuhkan, misalnya buku,alat tulis, kertas atau karton dan sejenisnya, kita sebagai tenaga pengajar masih terjangkau untuk memenuhinya. Bagaimana jika sarana dan prasarana yang dibutuhkan itu adalah beberapa buah komputer dan LCD, apakah Anda bersedia untuk membelinya dengan uang pribadi Anda?
KUSNIATI ANDRIANI
HapusNIM A1B110215
Menanggapi pertanyaan Abdul Ghani mengenai pernyataan Anda memang benar bisa saja itu terjadi apa lagi di sekolah-sekolah terpencil terutama di pedesaan mengenai sarana dan prasarana di sekolah tersebut biasanya masih jauh dari sarana dan prasarana yang lengkap. Tugas guru untuk mengajar pasti membutuhkan sarana untuk menunjang pengajaran untuk keberhasilan belajar yang diharapkan. Guru yang prefesional menurut saya tetap mengajar sesuai dengan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Masalah sarana dan prasarana yang masih kurang, semampunya seorang guru memanfaatkan sarana yang ada di sekolah dan guru harus pintar dalam perubahan kurikulum untuk bisa mengikuti bisa menerima perubahan.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Harmah
BalasHapusNIM : A1B110211
Saya ingin bertanya mengenai kurikulum 2013 yang akan dilaksanakan bulan Juli.
Menurut kalian bagaimana menyikapi dengan kurikulum yang baru ini. Karena menurut Dr Ir H Musliar Kasim, M.S mengatakan kurikulum baru itu para guru tak perlu lagi membuat silabus dan telah disiapkan oleh pemerintah pusat melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Apakah dengan dibuatnya silabus terlebih dahulu, guru akan lebih mudah dalam memberikan materi pembelajaran pada siswa? trimksh
Nama : Ahmad Jamaludin
BalasHapusNim : A1B110204
Baik disini saya akan menanggapi pertanyaan dari saudari Harmah bagaimana menyikapi kurikulum yang baru ini? Menurut saya, tergantung dari seorang guru tersebut karena karakter manusia itu berbeda-beda mungkin ada yang sependapat dan ada juga yang tidak. Tapi kalau saya pribadi lebih setuju. Alasannya karena tuntutan zaman yang semakin lama semakin maju oleh karena itu kita sebagai calon guru dituntut untuk meningkatkan profesi kita dalam proses belajar mengajar agar dalam proses belajar mengajar yang digunakan seorang guru tidak hanya itu-itu saja.
Apakah dengan dibuatnya silabus terlebih dahulu, guru akan lebih mudah dalam memberikan materi pembelajaran pada siswa? Tentu akan mempermudah menurut saya, alasannya karena kita tidak perlu lagi membuat silabus, kita cukup membaca serta memahami tentang materi yang sudah ada didalam silabusnya.
Terima kasih...jika ada yang tidak sependapat silakan beri pendapat anda...
Kelompok 6:
HapusTerima kasih untuk saudari Harmah yang telah bertanya dan saudara Ahmad Jamaluddin yang telah memberikan tanggapannya.
Pertanyaan saudara Harmah hampir mirip dengan saudara Abdul Gani berkenaan mengenai cara menyikapi kurikulum yang baru. Jadi, seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya bahwa cara menyikapi kurikulum ini adalah dengan menerima dan mempelajari tentang kurikulum baru tersebut, serta berpikir positif bahwa perubahan kurikulum ini akan membawa pendidikan kita menjadi lebih baik. Mengenai silabus yang sudah disiapkan oleh pemerintah, hal itu menurut kami tentu memudahkan bagi guru sebab guru tinggal membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang merupakan penjabaran dari silabus dalam upaya mencapai kompetensi yang diharapkan.
Terima kasih.
Terima Kasih kepada Saudara Harmah yang bertanya dan Saudara Jamal serta kawan-kawan anggota kelompok 6 yang sudah memberikan tanggapannya.
HapusMenyikapi perubahan kurikulum 2013 yang akan dilaksanakan pada bulan juli tersebut adalah dengan menerima perubahan tersebut. Sependapat dengan tanggapan Saudara Jamal mengenai karakter manusia yang berbeda-beda dalam menyikapi perubahan kurikulum 2013. Perubahan kurikulum yang tentunya pro dan kontra oleh tenaga pegajar serta orang tua.
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan guru diberikan keleluasaan untuk mendesain silabusnya berbeda dengan kurikulum yang akan diberlakukan pada Juli 2013 mendatang yakni silabus sudah disediakan oleh pemerintah yang akan mempermudah guru dalam proses belajar mengajar. Walaupun pada KTSP guru agak sedikit rumit dalam mendesain silabusnya menurut Saya hal itu membuat guru menjadi lebih kreatif dalam mengembangkan RPPnya.
. Dalam pengimplementasian kurikulum 2013 masih banyak kendala yang dihadapi, seperti kesiapan sekolah, sarana dan prasarana, kesiapan guru, beban mengajar guru dan lain-lain. Jika anda seorang guru, apakah yang anda lakukan agar kurikulum 2013 dapat diimplementasikan secara maksimal? Jelaskan!
BalasHapus